KIBARAN CITA AMBALAN
KEPRES RI No.19/KPTS/D/XI/1979
Surat keputusan kwartir ranting daerah berisi bahwa tanda,bendera,lambang
tersebut dapat dijadikan sarana untuk mendorong lebih maju untuk memberikan
semangat dan merupakan cita–cita yang ingin dirahi oleh ambalan atau rencana.
Agar pembuatan kibaran cita ambalan tidak acak–acak maka dibuatlah:
- Kepres RI No.19/KPTS/D/XI/1979.
- Keputusan Kwarnas No.111 /KN/1974.Yaitu petunjuk tentang pembina gudep.
- Keputusan Kwarnas No.06 tentang lambang gerakan pramuka .
- Keputusan Kwarnas No.104, tentang penggunaan seragam yang baik.
- Keputusan Muspanitera, yakni memutuskan dan memetapkan petunjuk penggunaan lambang, tanda, dan bendera kibaran cita ambalan yang mana surat keputusan ini ditanda tangani oleh kwarda.
Bab I Pengertian
Kibaran cita
ambalan penegak yaitu suatu sarana atau alat untuk mendorong maju, memberi
semangat kebanggaan bagi para pramuka penegak serta ambalan. tanda, lambang, bendera,
dan kibarkan cita ambalan harus mempunyai arti yang yang mengarah pada tujuan
gerakan pramuka semangat kepahlawanan dan juga merupakan ciptaan sediri oleh
para penegak dalam satu musyawarah ambalan di gudepnya yang diajukan pada
pembinanya.
Bab II. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan
adalah untuk memberi dorongan, semangat dan kebangaan kepada para pramuka
penegak agar :
1.
Menyelenggarakan /menertibkan
menggunakan tanda,lambang, dan bendera oleh,untuk dan dari penegak itu sendiri.
2.
Berkembang daya citanya dan
kratifitasnya serta mendorong semangat untuk aktif dalam ambalan penegaknya.
3.
Mewarisi dan meneruskan jiwa
dan semangat kepahlawanaan. Melihat disiplin dalam mencapai cita –cita yang keluar dalam pribadinya sendiri dengan
jalan giatbelajar,berlatih,bekerja dan berbakti sebagai jalan dan usaha mencapai
tujuan gerakan pramuka.
Bab III Nama Ambalan
Nama ditentukan
sediri dengan mengambil nama ambalan dari nama pahlawan, alat pembangunan ayau istilah
yang sesuai dengan cita–citanya. Lambang ambalan dipilih sendiri yang mana
gambar lambang ambalannya harus berdasarkan pada cita–cita dan tujuannya.
Bab IV Lambang Ambalan
Ambalan dan memilih
dan menentukan lambang ambalan yang sesuai dengan namanyan dan gambarnya. Cita–citanya
adalah dengan ketentuan sbb:
1. Bulan, segilima, perisai atau bentuk lainnya
dengan garis tengah atau garis tinggi max 8 cm.
2.
Warna dan arti : warna
yang dipakai dan pemberian arti warna berpedoman pada surat Kepres RI No. 488 th 1961 tentang panji
gerakan pramuka kepanduan praja muda karana.
Warna dan artinya:
a.
Merah : keberanian, dinamika, wanita, sunyi
(matahari) kasih sayang.
b.
Putih : kemurnian, kebersihan, kesucian,
kewajiban, keperasaan,pria dan candra
c.
Kuning : kejayaan, kebesaran, keemasan,
keanggungan, kesewjahteraan, kebijaksaan, kecerdasan.
d.
Hijau : simpatik,kemakmuran,darat.
e.
Biru : udara, pengabdian, ketaatan, ketaqwaan.
f.
Biru tua: laut,kesetiaan,ketekunaan,ketabahan.
AMBALAN
SULTAN AGUNG DAN NYI AGENG SERANG
ING NGARSO SUNG TULODO - ING MADYO MANGUN KARSO
TUT WURI HANDAYANI
SULTAN AGUNG
I.
Sejarah Singkat Sultan Agung
Sultan Agung lahir di Yogyakarta
tahun 1591. Ketika masih kecil dia bernama Raden Mas Jatmiko nama itu berarti
cakap dan rendah hati.
Ayahnya adalah raja
mataram bernama “Panembahan Seda Krapyak”. Kakenya bernama Panembahan Senopati,
pendiri kerajaan Mataram. Ia juga disebut Pangeran Tangsan. Pangeran Tangsan menjadi
pemuda yang gagah dan berani. Sebagai putra mahkota, ia sangat tekun belajar, ia
juga menguasai ilmu bela diri dan siasat perang.meskipun usianya masih muda
tapi pengetahuannya sangat luas. Setelah ayahnya wafat ia diangkat menjadi raja
mataram, sejak itu Pangeran Tangsan bergelar “Sultan Agung”, ketika itu usianya
20 tahun. Sultan Agung
mempunyai cita-cita yaitu ingin mempersatukan pulau jawa di bawah kekuasaan Mataram.
Pada tahun 1610 Belanda mendirikan kantor dagang VOC di kota Jepara, kemudian Belanda merampas kapal
kapal dagang mataram, tentu saja Sultan Agung marah kemudian kantor dagang
belanda di serang dan sejak itu mereka benci belanda. Sultan agung di
percayakan oleh kyai tangga untuk melatih prajurit guna menggempur belanda pada
tanggal 24 Agustus 1620 Sultan Agung menyerang daerah Gresik yang dikuasai Belanda
dan akhirnya bisa ditaklukan. Pertempuran telah berlangsung 2 bulan, namun
tanda-tanda kemenangan Mataram belum terlihat.
Jendral JP. Loen dan lebih dari 600
serdadu Belanda tewas. Semakin lama pembekalan makanan
pasukan Mataram menipis para prajurit terpaksa berperang sambil menahan lapar.
Melihat keadaan seperti itu Sultan Agung memerintahkan pasukannya untuk kembali
ke Mataram. Kekalahan perang tidak membuat Sultan Agung menyerah ia tetap teguh
pada pendiriannya menentang Belanda dan semangatnya tidak pernah luntur sampai
ia wafat. Sultan Agung wafat
pada tahun 1645 M jenazahnya di makamkan di Wonogiri Jawa Timur. Sultan Agung adalah
seorang raja besar yang berhasil menggalang rakyatnya untuk bersatu melawan
penjajah dan menjadi teladan bagi bangsa Indonesia di kemudian hari.
II.
Mengapa Sultan Agung dijadikan
Sebagai Nama Ambalan
Melihat dari segi
kepimpinan belia berani berjuang demi menegakan keadilan dan kesejahteraan
bangsa Indonesia.
Maka patutlah dengan figurnya kita tanamkan rasa semangat untuk mencapai cita –
cita tanpa harus mengeluh dan menyerah.
III.
Arti Lambang Ambalan
Putra
Bintang segi lima : Melambangkan kepemimpinan yang luhur berdasarkan pancasila dan Ketuhanan
Yang Maha Esa.
Lidah api dengan sepuluh warna merah : Dasa darma sebagai kode kehormatan yang harus dilaksanakan dan dipertahankan
secara berani dan semangat pengabdian/ pengorbanan.
Keris : sebagai ciri khas
ambalan putra sekaligus pusaka yang digunakan Sultan Agung sebagai penyemangat
/ senjata perang
Kitab : sebagai dasar hidup bermasyarakat dan sebagai penentram hati dalam
menjalani hidup di dunia, sebagai pedoman ambalan (Al–Qur’an).
Tunas kelapa : salah satu gambaran tunas tunas bangsa yang
akan melanjutkan perjuangan pahlawan bangsa.
Bendera merah putih :
melambangkan panji–panji yang berkibar tinggi sebagai ciri bahwa perjuangan Sultan
Agung setinggi langit begitu juga cita–citanya untuk mencapai kemerdekaan
bangsa Indonesia.
NYI AGENG SERANG
I.
Sejarah singkat Nyi Ageng Serang.
Nyi Ageng serang
ditetapkan sebagai pahlawan Nasional oleh Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan Kepres 3 Desember
1974 No : 084/TK/Tahun 1974.
Mengapa serang dipilih menjadi tempat perjuangan? Karena
Desa Serang itu merupakan tulang punggung pemberontakan Pangeran Mangkubumi. Nyi
Ageng Serang mempunyai ayah “Panembahan serang“, beliau benci dengan kolonial Belanda.
Belia tidak setuju dengan adanya persetujuan antara
jawa dan kompeni Belanda.
Desa serang dilalui
oleh sungai Serang yang mata airnya dari gunung Merbabu. Desa Serang termasuk
wilayah kecamatan Kemusu, Kabupaten daerah tingkat II Boyolali.
Nama kecil Nyi Ageng serang “Raden Ajeng Kustiyah Wulaningsih Retno
Edi, beliau adalah keturunan kesembilan Sunan Kalijaga yang dimakamkan di Kadilangu,
Demak Jawa Tengah. Nama ayahnya Panembahan Serang sebelumnya bernama Pangeran
Nata Praja sayang sekali tidak ada penjelasan sapakah ibunya.
Pangeran Nata Praja
ini adalah rekan Pangeran Mangku Bumi dalam perjuangan melawan kompeni Belanda.
Kemudian Nata Praja diangkat menjadi panglima perang dengan gelar “Panembahan
Serang”. Pada waktu lahirnya Nyi
Ageng Serang daerah jawa tengah sedang dibakar api peperangan. Perang itu
terkenal dengan “Perang Mangku bumi” yang berlangsung tanmggal 19 Mei 1746 hingga tanggal 13 Februaru 1755.
Perang tersebut
berakhir dengan perjanjian Giyanti pada tahun 1755. Isi : Mataram terbagi
menjadi dua kerajaan Surakarta dan kerajan Yogyakarta, setelah panembahan serang wafat Raden Ajeng
Kustiyah Wulaningsih Retno Edi bersama dengan saudara laki–lakinya terus
membangun kekuatan bersenjata di daerah itu .
RA.Wulaningsih Retno
Edi juga tidak dapat berpangku tangan dia langsung turun menghunus senjata
melawan Belanda bersama dengan kaka-kakanya.
Kemudian saudara laki–lakinya gugur di Medan perang akhirnya Raden Ajeng Kustiyah
Wulaningsih Retno Edi ditangkap.
Sultan Hamengkubuwono
mendengar kabar itu meminta ke Belanda agar Nyi Ageng Serang dibawa ke Yogyakarta, beliau meminta kembali ke Serang, dan menikah
dengan Pangeran Kusuma Wijaya. Dari perkawinan itu mereka diberkahi seorang
anak laki–laki yang bernama Raden Ajeng Kustinah .
Kemudian
melanjutkan perjuangan melawan kompeni Belanda bersama pejuang 2 yang lainya sehingga beliau
wafat tahun 1838 dalam usia 86 tahun. Jenazahnya dimakamkan di desa beku Kabupaten
Kulon Progo Yogyakarta, atas permintaan Nyi Ageng Serang sendiri disekitar desa
inilah Nyi Ageng Serang melawan pasukan Belanda
makam Nyi Ageng Serang kini sudah dipagar dan dimulyakan.
II. Mengapa Nyi Ageng Serang dijadikan Sebagai
Nama Ambalan
Melihat dari segi
wanita belia berani berjuang demi menegakan keadilan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.
Maka patutlah dengan figurnya kita tanamkan rasa semangat untuk mencapai
cita–cita tanpa harus mengeluh.
III. Arti Lambang Ambalan Putri
Bintang segi lima : Melambangkan kepemimpinan yang luhur berdasarkan Pancasiala dan Ketuhanan
Yang Maha Esa.
Lidah apai dengan sepuluh warna merah : Dasa darma sebagai kode kehormatan yang harus dilaksanakan dan di
pertahankan secara berani dan semangat pengabdian / pengorbanan.
Tombak : sebagai ciri khas
ambalan putri sekaligus pusaka yang digunakan Nyi Ageng Serang sebagai
penyemangat/senjata perang.
Kitab : sebagai dasar hidup
bermasyrakat dan sebagai penentram hati dalam menjalani hidup di dunia, sebagai
pedoman ambalan (Al – Qur’an)
Tunas kelapa : salah satu
gambaran tunas tunas bangsa yang akan melanjutkan perjuangan pahlawan bangsa .
Bendera merah putih :
melambangkan panji–panji yang berkibar tinggi sebagai ciri bahwa perjuangan Nyi
Ageng Serang setinggi langit begitu juga cita–citanya untuk mencapai
kemerdekaan bangsa Indonesia.
Pita yang bertuliskan Nyi Ageng serang : nama pahlawan yang dijadikan sebagai nama ambalan.
SISTEM AMONG
Sistem adalah cara,
sedangkan among adalah pengasuh, memelihara dan merawat, sedangkan orang yang
mengasuhnya disebut pamong. Dari penegrtian tersebut dapat diartikan bahwa
SISTEM AMONG adalah suatu sistem pendidikan yang dilakukan dengan cara
memberikan kepada peserta didik untuk bisa bergerak dan bertindak dengan
leluasa dengan sejauh mungkin menghindari unsur – unsur paksaan, perintah dan
keharusan sepanjang tidak merugikan baik peserta didik maupun masyarakat
sekitarnya.
Sistem among ini
merupakan gagasan dan pemikiran dari Raden Mas Suwardi Suryaningrat ( KI HAJAR
DEWANTARA ) yang lahir pada tanggak 2 Mei 1889 dan wafat tanggal 28 April 1959. Adapun
maksud dari sistem among adalah untuk menumbuhkan dan mengembangkan rasa
percaya diri, kreatifitas, dan aktifitas sesuai dengan aspirasi peserta didik.
Adapun sasaran dari sistem among dalam gerakan pramuka adalah menggembleng mental, fisik, keterampilan dan pengalaman peserta didik yang sasaran akhirnya adalah menjadikan para pramuka tersebut menjadi tenaga kader pembimbing bermoral pancasila. Sasaran yang digunakan untuk menjadikan kepramukaan membudaya dalam maksud pendidikan tersebut harus dilaksanakan secara kongrit/nyata. Adapun proses kongrit/nyata tersebut adalah melihat, tahu, mengerti, dan paham kecerdasan proses adalah tampak dalam sistem among dalam bentuk kalimat sederhana, yaitu ;
ING NGARSO SUNG
TULADHA
( Seseorang pemimpin yang didepan harus bisa memberi contoh ).
ING MADYO MANGUN
KARSA
( Seseorang pemimpin yang ditengah harus bisa memberi semangat ).
TUT WURI HANDAYANI
( Seseorang pemimpin yang dibelakang harus bisa memberikan dorongan
kepada anak buahnya ).
P O A C
1. Planning (
Perencanaan )
Yaitu rumusan perencanaan/persiapan usaha/tindakan dalam program
kerja sana yang
akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang akan disusun secara runtut dan masuk
akal.
Unsur – unsur perencanaan tersebut ada tiga macam yaitu :
a.
Memuat tujuan dansasaran.
b. Memuat usaha untuk mencapai tujuan.
c.
Mempertimbangkan,
memperhitungkan manfaat yang hendak dicapai berhasil guna / tepat guna.
2.
Organizing ( Peraturan )
Yaitu rencana peraturan yang mendukung perencanaan dan bertujuan
memberikan petunjuk pelaksanaan agar dapat mencapai tujuan dan sasaran.
Penyusunan staf : mengatur unsur pimpinan yang bertanggung jawab
mengambil keputusan dan menentukan kebijaksanaan.
Peraturan kerjannya adalah :
– Sistem kerja.
–
Cara kerja ( Metode ).
– Tata cara kerja ( Prosedur ).
3.
Actuating ( Pelaksanaan )
Yaitu suatu proses terjadinnya mutu yang telah
direncanakan dengan peraturan – peraturan tertentu.
a.
Pengarahan (Directing),
pemberian petunjuk pengarahan pencapaian tujuan dan sasaran.
b.
Penggairahan (Motivasi) adalah
cara untuk mendorong lain bersedia melaksanakan pekerjaan agar senang sehingga mencapai tujuan dan
sasaran yang dimaksud.
c.
Pemberian perintah (Comando)
adalah seorang pemimpin dapat memberikan perintah baik secara tertulis pada
perorangan atau kelompok dengan sebaik –
baiknya
d.
Koordinasi (Cordinating) adalah
mengusahakan adanya kerja sama yang sesuai antara pekerja satu dengan yang
lain.
4.
Controling ( Pengawasan )
Yaitu suatu usaha prefentif untuk mengevaluasi
suatu kegiatan.
a. Pemantau (Monit) adalah suatu usaha untuk mengikuti secara
terus - menerus perkembangan kegiatan dari awal sampai akhir
b. Pengendalian (Sapenisi) adalah pengamatan
pelaksanaan pekerjaan yang diikuti dengan pemberian petunjuk.
c. Penilaian (Evaluasi) adalah dilaksanakan setelah kegiatan selesai,
membandingkan hasil suatu kegiatan dengan pemberian petunjuk.
d. Laporan (Reporting) adalah segala sesuatu yang telah dikerjakan yang
merupakan pertanggung jawaban dari keguiatan yang telah dilaksanakan.
0 komentar:
Posting Komentar